Sabtu, 26 Februari 2011

Boys Before Flowers episode 5 - 6



Boys Before Flowers Episode 5
Perlakuan kasar para siswa Shinhwa ditambah sikap dingin Jun-pyo membuat Jan-di nyaris menyerah, ia sempat berharap akan muncul penolong (Ji-hoo) namun harapannya sia-sia. Mendadak dari belakang, muncul Jun-pyo yang langsung merangkul dan menggendongnya pergi.
Melihat sosok Jun-pyo, Jan-di cuma bisa menggerutu kecil sambil menyebut bahwa ia tidak melakukan seperti yang dikira pria itu. Namun dengan wajah kuatir sambil membopong Jan-di, Jun-pyo dengan suara pelan menyebut kalau dirinya percaya dengan gadis lugu itu.


Dirumahnya yang megah, Jun-pyo merawat luka Jan-di sambil memarahi gadis itu karena membiarkan dirinya jadi bulan-bulanan. Namun saat membersihkan wajah Jan-di, jantung Jun-pyo berdegup kencang. Untuk menutupinya, ia mendorong handuk dan menyuruh Jan-di membersihkan wajahnya sendiri.


Penyelidikan Yi-jung dan Woo-bin akhirnya membawa mereka ke dalang dari peristiwa yang menimpa Jan-di, yang ironisnya ternyata adalah Oh Min-ji sahabat dekat gadis itu. Di depan Jun-pyo, Min-ji akhirnya buka mulut tentang alasan melakukan semuanya.


Rupanya belasan tahun silam, Min-ji telah menyukai Jun-pyo dan bahkan sempat mengusir seekor serangga yang membuat bocah laki-laki itu takut. Namun saat melihat gambar Min-ji, Jun-pyo kecil langsung menginjak-injak buku gambarnya sambil menyebut kalau dirinya tidak sudi bila suatu hari mempunyai istri seperti Min-ji yang buruk rupa.


Ucapan itu rupanya benar-benar membekas di hati Min-ji, yang sampai mengurung diri di rumah dan belakangan pergi ke Jerman untuk melakukan beberapa kali operasi plastik untuk menyempurnakan wajahnya. Dengan wajah dingin, Jun-pyo menyebut bahwa meski wajahnya sudah dirombak, Min-ji masih seperti dulu.


Paginya saat bangun, Jan-di dikagetkan oleh para staf rumah tangga Jun-pyo yang siap melayani. Bahkan, kepala pelayan telah menyiapkan semua barang Jan-di yang rusak kecuali sepeda. Begitu melihat sepeda pengganti, Jan-di langsung sumrigah...sampai ia melihat harga barang itu.


Saat Jan-di menikmati sarapan di rumah mewah Jun-pyo, pria itu justru malah mengunjungi rumah Jan-di. Diiringi oleh pandangan gugup ayah-ibu dan adik gadis pujaannya, Jun-pyo mencicipi sarapan seperti yang umumnya dimakan orang kebanyakan dengan wajah serius.


Di sekolah, sikap para siswa-siswi Shinhwa terhadap Jan-di berubah drastis. Namun bukannya senang, Jan-di malah marah melihat kemunafikan mereka. Saat berpapasan dengan Min-ji, ia menampar gadis itu dua kali sebelum berjalan pergi.


Namun, Min-ji sadar kalau tamparan itu adalah bentuk perhatian Jan-di terhadap dirinya. Saat Jan-di kembali ke meja kelasnya, ia menemukan sebuah boneka domba bersuara Min-ji, yang isinya mengucapkan terima kasih pada gadis itu dan mengajaknya untuk suatu saat bertemu serta bersahabat lagi.


Di sekolah, Jun-pyo mengeluarkan pengumuman penting : Jan-di secara resmi telah menjadi kekasihnya dan barang siapa mengganggu gadis itu maka akan berurusan dengannya. Kejutan tidak cuma sampai disitu, Ji-hoo yang telah pulang dari Paris mendadak muncul.


Setelah resmi menjadi kekasih Jun-pyo, rumah Jan-di dibanjiri hadiah berupa barang elektronik dan peralatan rumah tangga. Tindakan tersebut nyatanya malah membuat Jan-di tersinggung, ia melabrak Jun-pyo dan mengingatkan pemuda itu supaya tidak mengulangi tindakan itu lagi.


Kemunculan Ji-hoo mulai membuat hati Jan-di resah, apalagi pemuda itu terlihat berbeda dari sebelum keberangkatannya ke Paris. Ia tidak lagi murung melainkan selalu dikelilingi gadis gadis, bahkan Ji-hoo tidak segan menggoda Jan-di.


Dengan caranya yang unik, Jun-pyo sukses memaksa Jan-di untuk berbelanja pakaian. Rupanya, sang pewaris Shinhwa ingin mengajak kekasihnya untuk berlibur bersama F4. Tidak ketinggalan, ia juga sukses mengajak Ga-eul (yang sempat kesal karena Yi-jung membohonginya dengan menyebut Jan-di terkena musibah).


Di pulau yang begitu indah, Jan-di terus terngiang-ngiang akan mimpinya bertemu seorang peramal yang memprediksi apa yang bakal dialaminya. Kekuatirannya makin menjadi saat Jun-pyo menarik tangannya ke sebuah tempat, sementara sahabatnya Ga-eul yang diharap bisa menemani malah asyik dengan Yi-jung.

Boys Before Flowers Episode 6
Sambil tertawa karena siasatnya berhasil, Jun-pyo berlari ke arah air. Tidak mau kalah, Jan-di dengan wajah serius mengatakan kalau ada ular di kaki Jun-pyo. Reaksi pria itu ternyata tidak kalah seru, ia langsung melompat dan berlari menjauh sambil berteriak histeris.

Ketika keduanya kembali berkumpul dengan F4 dan Ga-eul di tepi pantai, Jan-di mengalami kram kaki dan mulai tenggelam. Kejadian itu nyaris saja lepas dari pengamatan semua orang kalau saja Ga-eul tidak menyadari ada sesuatu yang salah. Mendengar nama Jan-di, Jun-pyo langsung terbangun dari tidurnya.

Sayang saat berusaha menyelamatkan sang kekasih, Jun-pyo teringat trauma masa lalu akan air sehingga tidak mampu bergerak. Satu-satunya harapan adalah Ji-hoo, yang langsung berenang secepat kilat dan menyelamatkan Jan-di yang mulai tidak sadarkan diri karena tenggelam. Melihat kejadian itu, Jun-pyo hanya bisa marah pada dirinya sendiri.

Merasa bersalah karena tidak mampu menyelamatkan Jan-di, Jun-pyo menjadi ekstra perhatian pada gadis itu (meski dengan caranya yang unik). Malamnya, ia mendatangi kamar Jan-di dan mengalungkan gelang di pergelangan kaki gadis itu. Dengan nada mengancam, Jun-pyo meminta Jan-di untuk tidak menghilangkan benda berharga tersebut.

Sempat berniat untuk mengobrol dengan Ga-eul, Jan-di akhirnya berjalan ke tepi pantai dan bertemu Ji-hoo disana. Saat kembali Jan-di berpapasan lagi dengan Jun-pyo dengan penuh perasaan bersalah. Ia tidak sadar kalau gelang kaki pemberian pria itu terjatuh di tepi pantai.

Melihat kalung kaki Jan-di hilang sementara kalung yang sama ada di pergelangan tangan Ji-hoo, Jun-pyo sempat berusaha menenangkan diri...sampai Ji-hoo sendiri yang menyerahkan sambil mengatakan bahwa benda itu milik Jan-di. Dalam keadaan terpukul, Jun-pyo kehilangan konsentrasi hingga hidungnya berdarah akibat terkena bola.

Dengan kemarahan yang sempat memuncak hingga berusaha membalap Ji-hoo dengan perahu kecil miliknya, belakangan Jun-pyo mulai tenang. Ia mengajak Jan-di naik helikopter dan menunjukkan sebuah bidang tanah berbentuk hati. Menyebut bahwa itu hanya ditunjukkan pada gadis yang dicintai, Jun-pyo tidak sadar kalau wajah Jan-di terlihat semakin resah.

Dari Woo-bin dan Yi-jung, Jan-di akhirnya tahu kenapa Ji-hoo berubah drastis : wanita yang dicintainya Seo-hyun telah bertunangan dengan pria kaya-raya. Mengacuhkan Jun-pyo yang telah menunggu, Jan-di menyusul Ji-hoo yang berada di pinggir pantai.

Dengan mata berkaca-kaca, Jan-di berusaha menghibur Ji-hoo yang wajahnya tetap tenang. Karena terbawa suasana, Ji-hoo mencium gadis itu. Apes bagi mereka, Jun-pyo melihat semuanya. Dengan marah, Jun-pyo memukul Ji-hoo dan semakin terluka karena Jan-di telah membohonginya.

Setelah kembali dari pulau, Jan-di kembali teringat akan sejumlah kejadian yang telah dilaluinya bersama Jun-pyo, dan hanya bisa meminta maaf dalam hati. Ketika bertemu Ji-hoo keesokan harinya, ia meminta maaf pada pria itu atas semua yang terjadi. Begitu pula dengan Ji-hoo, yang sadar kalau tindakannya telah menyakiti Jan-di dan Jun-pyo.

Begitu jam makan siang dimulai, Jun-pyo mengumpulkan seluruh siswa Shinhwa dan menyampaikan pengumuman penting : Ji-hoo dikeluarkan sebagai anggota F4 dan bersama Jan-di bakal dikeluarkan dari sekolah dalam kurun waktu seminggu.

Berjanji bakal menyelesaikan semua masalah, Ji-hoo berpapasan dengan Yi-jung, yang menegurnya karena telah berusaha merebut Jan-di dari Jun-pyo. Padahal, boleh dibilang Yi-jung adalah anggota F4 yang paling memahami Ji-hoo. Woo-bin juga berusaha menenangkan Jun-pyo, namun ia malah balik diancam bakal mengalami nasib yang sama seperti Ji-hoo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar